Menyembuhkan Akar, Mengubah Takdir
Seorang perempuan berkonsultasi Matalogi di RSH-24 dan menemukan pola bahwa ia mudah terluka dalam hubungan dengan sesama perempuan. Setelah ditelusuri, akarnya berasal dari hubungan yang tidak harmonis dengan ibunya—rasa kecewa, merasa dimanfaatkan, dan kurangnya dukungan sejak kecil. Luka ini muncul kembali dalam bentuk dihina dan dimanfaatkan oleh perempuan lain di hidupnya. Melalui analisa mata, ia memahami bahwa penyembuhan dimulai dari cara ia memandang ibunya. Ketika ia belajar menerima dan menghormati sang ibu, pola hubungannya pun mulai berubah. Cerita ini menunjukkan bagaimana iridologi emosional membantu mengungkap akar masalah dan membuka jalan penyembuhan.
RSH-24
11/18/20251 min baca


Seorang perempuan berhijab datang ke Rumah Sehat RSH-24 untuk konsultasi melalui cek Matalogi.
Dari tanda-tanda di matanya tampak jelas bahwa ia memiliki kerentanan dalam hubungan dengan sesama perempuan .
Ketika kisah hidupnya ditelusuri, ternyata pola itu memang berulang:
ia sering dihina, dibully, dimanfaatkan , dan diperlakukan tidak adil oleh perempuan lain.
Pengalaman terbarunya pun sama—pacarnya ternyata ingin ia membantu melunasi utang keluarga mereka, tekanan itu datang dari ibu pacarnya.
Semakin dalam, akar permasalahan ini rupanya terhubung dengan hubungannya dengan ibunya sendiri .
Ia merasa ibunya tidak memberikan banyak kontribusi dalam hidupnya dan hanya mengandalkan dirinya secara finansial .
Ada luka dan kekecewaan yang ia simpan, hingga terkadang ia menghina ibunya.
Padahal, ketika seorang anak menghina ibunya, ia pada saat yang sama sedang menjelek-jelekkan dirinya sendiri .
Dan pola itu kemudian diwujudkan kembali dalam hidupnya—ia dihina, diremehkan, dan dimanfaatkan oleh perempuan-perempuan lain.
Kami pun memberikan saran kepadanya:
Jangan melihat pemberian kepada ibu sebagai beban.
Lihatlah itu sebagai amal kebaikan yang sedang kamu tanam untuk masa depanmu sendiri .
Dan percakapan, ibumu juga sudah banyak menerima hinaan dari perempuan lain—dari mertua, dari saudaranya.
Jangan menjadi orang berikutnya yang menambah lukanya.
Bangunkan martabat ibumu dalam dirimu, maka perempuan lain pun akan melihat martabat di dalam dirimu.
Perubahan alur hidupmu dimulai dari mengubah sikapmu sendiri terhadap sumber pertama: ibumu.

