Perjalanan Jiwa dan Spiritualitas dalam Kesuburan

Berdasarkan Wawancara Lonny Jarrett di The Conscious Fertility Podcast. Fokus utama adalah integrasi antara kesadaran spiritual dan pengobatan TCM (Traditional Chinese Medicine), khususnya dalam konteks infertilitas.

RSH-24

7/12/20253 min baca

baby covered with white blanket
baby covered with white blanket

1. Latar Belakang Lonny Jarrett dan Pandangan Awal tentang Spiritualitas

Lonny telah mempelajari pengobatan Tiongkok sejak tahun 1975 dan mulai praktik secara klinis sejak 1986. Ia adalah salah satu pelopor yang sejak awal mengintegrasikan kesadaran dan spiritualitas dalam pengobatan TCM, meskipun pada masa itu hal ini belum dianggap penting.

Ia menyadari bahwa saat pengobatan Tiongkok direformasi oleh pemerintah komunis Tiongkok, dimensi halus dan spiritual dihilangkan dan digantikan dengan pendekatan materialistik ala barat, yang hanya mengandalkan apa yang bisa diukur dan dibuktikan secara fisik.

2. Tiga Dimensi Pengalaman: Gross, Subtle, dan Very Subtle

Lonny menjelaskan bahwa manusia memiliki tiga lapisan eksistensi:

  • Gross: tubuh fisik, ego, dan persepsi keterpisahan.

  • Subtle: jiwa, simbolisme, mimpi, dan dunia batin.

  • Very Subtle: roh atau kesadaran murni — cahaya putih jernih, kehadiran total tanpa bentuk.

Dalam pengobatan TCM sejati, ketiga dimensi ini perlu diintegrasikan karena penyakit sering kali terjadi akibat terputusnya komunikasi antara dimensi ini.

3. Penyakit sebagai Manifestasi Keterpisahan

Menurut Lonny, semua diagnosis dalam pengobatan TCM adalah tentang keterpisahan: antara Yin dan Yang, antara tubuh dan jiwa, antara individu dan alam semesta. Penyembuhan berarti mengembalikan komunikasi dan keterhubungan.

“Qi stagnation adalah metafora untuk represi. Penyembuhan berarti berhenti menolak, dan kembali mengalir.”

4. Lingkungan Luar Adalah Cermin Dunia Dalam

Setiap manusia hidup dalam dua lingkungan:

  • Alam (pohon, sungai, musim)

  • Budaya dan sistem sosial (hukum, norma, peran sosial)

Lingkungan luar mencerminkan relasi batin. Jika dalam diri kita ada represi dan stagnasi, maka itu akan tercermin dalam relasi dan dinamika sosial. Orang yang tidak sadar akan memproyeksikan luka batinnya ke dunia luar dan melihatnya sebagai masalah eksternal.

5. Ketika Hasrat Menjadi Keterikatan: Konteks Fertilitas

Lonny menekankan bahwa banyak perempuan usia 35–45 tahun mengalami desakan biologis dan sosial yang kuat untuk punya anak, dan mereka menempelkan seluruh makna hidupnya pada keinginan ini.

“Jika saya tidak punya anak, hidup saya tidak berarti.”

Pandangan ini bisa menjadi beban berat bagi jiwa anak yang akan lahir, karena si anak akan diperlakukan sebagai “penyelamat” kehidupan orang tua, bukan makhluk yang punya kurikulum jiwanya sendiri.

6. Spiritualitas dan Reproduksi: Dua Jalan yang Sama

Dalam teks Taois klasik, proses pencerahan digambarkan seperti kehamilan:

  • Pembuahan → pengenalan diri

  • Kehamilan → kontemplasi dan transformasi

  • Kelahiran → kebangkitan kesadaran baru

Penggunaan titik-titik akupunktur untuk meningkatkan kesuburan juga merupakan titik-titik spiritual dalam praktik alkimia internal untuk membentuk “embrio spiritual”.

7. Relaksasi Bukan Sekadar Tenang: Tapi Melepas Identifikasi

Banyak pasien diberi saran “just relax” — tapi yang dimaksud Lonny bukan relaksasi biasa, melainkan:

  • Melepaskan ego dan keterikatan akan hasil

  • Menemukan kembali harga diri tanpa syarat

  • Menghargai keberadaan diri sebagai berkah, bahkan sebelum memiliki anak

8. Jiwa Membawa Kondisi: Kurikulum Spiritual Kehidupan

Setiap manusia lahir membawa “kondisi”:

  • Pola genetik

  • Pola budaya

  • Trauma leluhur (transgenerasional)

Kondisi ini adalah bagian dari “kurikulum jiwa” yang harus diselesaikan, diperbaiki, dan diintegrasikan selama hidup. Lonny menyebut jiwa sebagai cermin yang perlu dibersihkan dari distorsi.

9. Pelajaran Spiritual: Dari Keterpisahan Menuju Kesatuan

Lonny menjelaskan bahwa saat bayi lahir, ia masih menyatu dengan ibunya. Pada usia 3 bulan, ia mulai mengalami “yang lain” (ayah hadir, diberi nama pribadi) — di sinilah benih ego dan persepsi keterpisahan muncul.

“Naming creates separation.”
“Sense of other is the root of fear.”

Maka, jalan spiritual adalah jalan “menghapus keterpisahan”, mengingat kembali kesatuan awal yang tidak terpisahkan dengan alam semesta dan semua makhluk.

10. Praktik Klinis: Tubuh Sembuh, Jiwa Pulih

Lonny telah menangani ratusan kasus infertilitas dengan tingkat keberhasilan tinggi. Pendekatannya mencakup:

  • Akupunktur dan herbal

  • Diet dan gaya hidup

  • Psikospiritual: membantu pasien melihat ulang niat terdalam mereka

  • Menyarankan tidak mencoba hamil selama 3–6 bulan untuk pemulihan penuh

Ia menyaksikan kehamilan yang “ajaib” bahkan pada kasus yang secara medis dianggap mustahil — karena energi jiwa dan tubuh selaras kembali.

11. Cinta sebagai Energi Kehidupan

“Love is the heat that incubates the fetus.”

Kehamilan adalah ekspresi cinta. Tapi cinta ini harus hadir sebelum anak datang, bukan sebagai syarat. Jika seorang wanita atau pria ingin punya anak karena ingin dicintai, itu adalah tekanan yang tidak adil pada anak.

“Anakmu bukan milikmu. Mereka datang dengan jiwa dan takdir sendiri.”

12. Perjalanan Kesadaran: Dari Keinginan Pribadi ke Pelayanan

Spiritualitas sejati dimulai dari keinginan untuk bebas dari penderitaan, tapi akan bermuara pada keinginan untuk melayani orang lain.

“The spiritual path begins with a selfish motive but matures into a selfless one.”

13. Penutup

Apapun hasil dari upaya mendapatkan anak, setiap orang tetap bisa mengalami kebahagiaan dan keutuhan jika ia berhasil menyadari bahwa hidupnya sudah penuh dan bernilai — karena keberadaan dirinya sendiri adalah berkah dan bagian dari semesta.